PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR



A.    JUDUL
PENGGUNAAN KOMPAS GEOLOGI

B.     TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari kompas geologi
2.      Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan dari kompas geologi
3.      Mahasiswa dapat mengetahui arti strike dan dip
4.      Mahasiswa dapat mengindentifikasi cara pengukuran strike dan dip
5.      Mahasiswa dapat melatih dalam menggambar blog diagram tiruan pelapisan batuan

C.     ALAT DAN BAHAN
ALAT       :
1.      Laptop
2.      Printer
3.      Alat Tulis
4.      Penggaris
5.      Pensil Warna

BAHAN   :
1.      Kertas HVS A4
2.      Kertas Cover Praktikum

D.    DASAR TEORI
1.      Kompas Geologi
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. kompas geologi, selain dapatdipakai untuk mengukur komponen arah, juga komponen besar sudut.

2.      Penggunaan Kompas Geologi
Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan.
a.      Inklinasi
    Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0 (horizontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar equator, dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda. Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada) yang dapat digeser sepanjang jarum kompas
b.      Deklinasi
    Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah utara sebenarnya (Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara magnit dan titik utara geografi.
Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya ditunjukkan pada peta topografi daerah tersebut. Untuk menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai menunjukkan arah utara yang sebenarnya, lingkaran derajat pada kompas harus digeser dengan cara memutar “adjusting screw” yang terdapat pada sisi kompas sebesar deklinasi yang disebutkan.
Contoh nya :
Deklinasi di suatu daerah adalah 150 West. Artinya, utara magnetik berada 150 sebelah barat dari utara geografi. Dalam hal ini lingkaran derajat harus diputar, sehingga index akan menunjuk pada angka 150 sebelah barat titik 00.

Penggunaan kompas geologi antara lain adalah sebagai berikut :

1.      Menentukan arah  

Arah yang dimaksud disini adalah arah dari titik tempat pengukuran ketempat yang dibidik atau yang dituju.Misalkan kita sedang berada di suatu tempat yang lokasinya tidak diketahui di peta, tetappi dari tempat kita berada, kita dapat melihat satu atau lebih titik yang lokasinya di peta diketahui dengan tepat, seperti puncak bukut, perpotongan dua sungai, dll. Maka lokasi tempat kita berada dapat ditentukan dengan cara menembak (shooting) pada titik-titik yang sudah diketahui posisinya (target). Cara menembakkan kompas untuk menentukan arah dapat dengan cara:


a.       Kedudukan Kompas Setinggi Pinggang atau Dada\
Cara kerjanya :
- Kompas dipegang setinggi pinggang atau dada
- Kompas dibuat horizontal dan dipertahankan sedemikian rupa, selama penembakan.
- Cermin diatur sedemikian rupa sehingga terbuka kira-kira 135o menghadap sasaran dan sighting arm dibuka horizontal dengan peep sight ditegakan.Kompas diputar sedemikian rupa sehingga sasaran tampak pada cermin dan berhimpit dengan ujung sighting arm dan garis pad cermin.
- Baca ujung utara kompas setelah jarum tidak bergerak, hasil pembacaan adalah arah sasaran yang dimaksud.

b.      Kedudukan Kompas Setinggi Mata
Cara kerjanya :
- Tutup kompas dibuka kira-kira 45o, sighting arm dibuka dan peep sighn ditekuk 90o.
- Kompas dipegang dengan tangan kanan yang ditekung pada posisi horizontal
- Bidik sasaran melalui peep sigh dan sighting window
- Kompas dihorizontalkan nivo dilihat melalu cermin
- Baca ujung selatan jarum kompas setelah jarum kompas diam. Hasil pembacaan adalah arah yang dimaksud.

c.       Mengukur besar kelerengan atau sudut
Cara kerjanya :
- Tutup kompas dibuka kira-kira 45o, sighting arm dibuka dan peep sight ditekuk 90o.
- Kompas dipegang dengan tangan kanan (dibantu dengan tangan kiri) yang ditekuk pada posisi vertikal.
- Sasaran dibidik melalui peep sight dan sighting window
- Klinometer di horizontalkan (dilihat lewat cermin) dengan menutar tangkai dibelakang kompas.
- Baca sudut pada busur setengah derajat lingkaran.

2. Mengukur kedudukan struktur

Kedudukan struktur dapat dinyatakan dalam besaran arah (jurus atau strike) dan kemiringan (dip), atau hanya besaran arah saja. Prinsip penggunaan kompas sarna dengan menentukan arah dan sudut lereng. Kedudukan struktur yang diukur adalah kedudukan struktur dari Bidang perlapisan. Mengukur Strike Tempelkan sisi E (east) pada bidang yang akan diukur geser-geser, bersabarlah hingga gelembung udara dalam Bull’s eye level masuk ke dalam lingkaran, jangan  langsung diotak-atik, tapi tunggu dulu hingga jarum kompas stabil (nggak gerak), terakhir amati  sudut yang ditunjuk arah Utara. Lalu tulislah sesuai petunjuk N __˚ E Mengukur Dip Tempelkan sisi W (west) badan kompas usahakan membentuk sudut 90˚ (tegak   lurus) terhadap strike, Clinometer level diputar-putar sampai gelembung udara berada di antara  garis dalam clinometer level/ ditengah-tengahnya, terakhir baca sudut dalam clinometer scale. Lalu tulislah sesuai petunjuk N... o E/...o Dip Direction Arah kemiringan diukur dengan menempelkan sisi selatan kompas pada arah    jurus (garis yang dibuat tadi), kompas dihorizontalkan, baca arahnya. Arah kemiringan tidakdicantumkan dalam penulisan kedudukan perlapisan.                             

3. Strike dan Dip                                    

Dalam penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga kemiringan batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut dinamakan Strike dan Dip. Apa itu Strike Dip? 

Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Apa itu bidang planar? Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, dll. 

Strike Dip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen). Tapi juga ditemukan pada batuan metamorf yang berstruktur foliasi. Penulisan strike dan dip hasil pengamatan ialah :

N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip) 

Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas Geologi. Kompas Geologi mumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki klinometer juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur kemiringan dan Bulls eye adalah tabung isi gelembung udara berguna untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal

Langkah-langkah dalam mengukur strike dan dip adalah:

    Mencari arah jurus pada bidang (strike)
1.  Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan arah.
2.  Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada bidang yang akan kita ukur.
3.  Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara pada bull eyes berada di tengah.
4.  Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah angka Strike. Buat garis lurus searah strike untuk menentukan dip.
    Mencari kemiringan bidang (dip)
1.  Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang bertanda "W" (sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.
2.  Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di tengah.
3.  Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka Dip.

Disamping menggunakan kompas Geologi, strike dip bidang dapat ditentukan dengan metode 3 titik. Intinya adalah mengetahui pelamparan batuan berikut kemiringannya di lapangan. Contoh ekonomis yang kita miliki dalam menentukan strike dip ini dapat diaplikasikan dalam eksplorasi batubara, emas, dan mineral-mineral lainnya.

4. Perlapisan Batuan  

Pada hakekatnya untuk mempelajari sejarah bumi kita secara tidak langsung mempelajari rekaman dari peristiwa-peristiwa masa lalu yang tersimpan dan terawetkan di dalam batuan. Perlapisan batuan disini dapat diumpamakan sebagai halaman-halaman dari suatu buku. 

Hampir semua singkapan batuan yang ada dipermukaan bumi adalah batuan sedimen. Sebagaimana diketahui bahwa batuan sedimen terbentuk dari partikel-partikel batuan yang lebih tua yang hancur akibat gerusan air atau angin. Partikel-partikel yang berukuran kerikil, pasir, dan lempung ini melalui media air atau angin diangkut dan kemudian diendapkan di dasar-dasar sungai, danau, atau lautan. 

Endapan sedimen kemungkinan dapat mengubur binatang atau tanaman yang masih hidup atau yang sudah mati di dasar danau atau lautan. Dengan berjalannya waktu serta sering terjadinya perubahan lingkungan kimiawinya, maka endapan sedimen ini kemudian akan berubah menjadi batuan sedimen dan rangka binatang dan tumbuhan akan menjadi fosil. 

Pada awal pertengahan tahun 1600-an, seorang ilmuwan bangsa Denmark yang bernama Nicholas Steno mempelajari posisi relatif pada batuan-batuan sedimen. Dia mendapatkan bahwa partikel-partikel yang mempunyai berat jenis yang besar yang berada dalam suatu larutan fluida akan mengendap terlebih dahulu ke bagian bawah sesuai dengan urutan berat jenisnya yang lebih besar. Partikel yang besar dan memiliki berat jenis yang besar akan diendapkan pertama kali sedangkan partikel yang berukuran lebih kecil dan lebih ringan akan terendapkan belakangan. Adanya perpedaan ukuran butir (partikel) atau komposisi mineral akan membentuk suatu perlapisan. 

Perlapisan pada batuan sedimen pada umumnya dapat dilihat dengan jelas, karena batuan sedimen dibangun dari susunan partikel-partikel yang membentuk pola laminasi dan selanjutnya membentuk perlapisan yang cukup tebal. Setiap urutan (sekuen) lapisan batuan mempunyai arti bahwa lapisan bagian bawah akan selalu lebih tua dibandingkan dengan lapisan diatasnya. Hal ini dikenal sebagai “Hukum Superposisi”. Hukum superposisi merupakan dasar untuk penafsiran sejarah bumi, karena disetiap lokasi akan dicirikan oleh umur relatif dari lapisan-lapisan batuan dan fosil yang ada didalamnya. 

Perlapisan batuan terbentuk ketika partikel partikel yang diangkut oleh media air atau angin melepaskan diri dan mengendap di dasar cekungan. Hukum Steno “Original Horizontality” menyatakan bahwa hampir semua sedimen, pada saat diendapkan untuk pertama kalinya dalam posisi yang horisontal. Meskipun demikian, banyak perlapisan batuan sedimen yang kita jumpai di alam tidak lagi dalam posisi horisontal atau telah mengalami perubahan dari kondisi aslinya. Perubahan posisi lapisan yang sudah tidak horisontal lagi pada umumnya terjadi selama periode pembentukan pegunungan. Perlapisan batuan disebut juga sebagai strata (berasal dari bahasa Latin) dan stratigrafi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang strata. Oleh karena itu foskus pelajaran stratigrafi pada mempelajari karakteristik dari perlapisan batuan, termasuk di dalamnya mempelajari bagaimana hubungan antara batuan dengan waktu.

E.     LANGKAH KERJA
1.      Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum geologi dasar
2.      Mahasiswa mendengarkan arahan dan penjelasan dari asisten praktikum geologi dasar
3.      Mahasiswa mengukur pengukuran strike dan pengukuran dip
4.      Mahasiswa menggambar kompas geologi, blog diagram tiruan perlapisan batuan, pengukuran strike, dan pengukuran dip
5.      Mahasiswa menyusun laporan dengan mengetik laporan secara sistematis
6.      Mahasiswa mengumpulkan laporan tepat pada waktunya
 
PEMBAHASAN
1.      Hasil Pengamatan
a.       Gambar alat dan cara kerja
(terlampir)
b.      Hasil pengukuran
(terlampir)
c.       Gambar blog diagram tiruan perlapisan batuan
(terlampir)
d.      Gambar blog diagram dan posisi kompas dalam pengukuran strike
(terlampir)
e.       Gambar blog diagram dan posisi kompas dalam pengukuran dip
(terlampir)
f.       Gambar dokumentasi
(terlampir)

2.      Analisis
a.     Kelebihan dan kekurangan kompas geologi
Kelebihannya :
-          Mudah dibawa
-          Bobotnya ringan
-          Cara penggunaanya mudah
-          Dapat mengukur kemiringan lereng

Kekurangannya :
-          Harga mahal
-          Kalau kompas geologi error hasil pengukurannya tidak akurat
-          Jarang ditemukan

b.      Perbandingan antara kompas geologi, kompas azimuth, dan hand level
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. kompas geologi, selain dapatdipakai untuk mengukur komponen arah, juga komponen besar sudut
Kompas azimuth adalah kompas yang berfungsi untuk membidik atau menembak sudut pada alam atau bentangan alam sebenarnya, yang kemudian sudut tersebut dapat di proyeksikan pada peta.
Hand level adalah alat pembidik dan nivo sebagai alat yang menunjukkan kondisi mendatar. digunakan untuk memperoleh pandangan mendatar atau titik-titik yang sama tingginya dengan ketinggian teropong, menentukan beda tinggi antara dua titik/tempat, dan menentukan kemiringan atau lereng antara dua titik tempat.
Dalam cara penggunaanya pun beda. Kompas geologi mengukur kemiringan lereng sedangkan kompas azimuth untuk membidik suatu objek begitu juga dengan hand level sama halnya kompas geologi akan tetapi hand level juga digunakan untuk menentukan beda tinggi antara dua titik atau tempat.

G.    KESIMPULAN
Dengan adanya praktikum geologi dasar dengan judul Pengukuran Kompas Geologi dapat diketahui bahwa :
           
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. kompas geologi, selain dapatdipakai untuk mengukur komponen arah, juga komponen besar sudut.
           
Kompas azimuth adalah kompas yang berfungsi untuk membidik atau menembak sudut pada alam atau bentangan alam sebenarnya, yang kemudian sudut tersebut dapat di proyeksikan pada peta.

Hand level adalah alat pembidik dan nivo sebagai alat yang menunjukkan kondisi mendatar. digunakan untuk memperoleh pandangan mendatar atau titik-titik yang sama tingginya dengan ketinggian teropong, menentukan beda tinggi antara dua titik/tempat, dan menentukan kemiringan atau lereng antara dua titik tempat.

Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara.

Sedangkan Dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike

Kelebihan dan kekurangan kompas geologi
Kelebihannya :
-          Mudah dibawa
-          Bobotnya ringan
-          Cara penggunaanya mudah
-          Dapat mengukur kemiringan lereng

Kekurangannya :
-          Harga mahal
-          Kalau kompas geologi error hasil pengukurannya tidak akurat
-          Jarang ditemukan








DAFTAR PUSTAKA

Katili, J,A. GEOLOGI. Jakarta : Departemen Urusan Research Nasional
Surhayadi. 2006. PENGANTAR GEOLOGI TEKNIK. Yogyakarta : Tehnik Sipil Universitas Gadjah Mada
Sutardji. 2011. GEOLOGI UMUM. Semarang : UNNES
            (Diunduh hari Minggu, 11 Oktober 2015 Pukul 16:15 WIB)
            (Diunduh hari Minggu, 11 Oktober 2015 Pukul 13:20 WIB)

Komentar